Sejarah
Kodim 0804/Magetan
SAMBUTAN
KOMANDAN KODIM 0804
Assalamu’
Alaikum Wr….Wb……
Sebagai
insan hamba Tuhan, marilah kita selalu memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas limpahan Taufiq dan Hidayah NYA sehingga buku sejarah
terbentuknya kesatuan Kodim 0804 Magetan dapat tersusun.
Sejarah
adalah merupakan peristiwa yang menyangkut hal Ihwal keberadaan suatu tempat
maupun manusia dengan berbagai kejadian dimasa lampau. Nilai-nilai Sejarah
perjuangan Bangsa, merupakan suatu pengabdian yang luhur dan dapat dijadikan
tonggak dasar bagi kita sebagai prajurit dalam mengemban tugas pokok TNI.
Terbentuknya satuan Kodim 0804 Magetan tidak terlepas dari sejarah perjuangan
prajurit TNI bersama rakyat pada perang kemerdekaan Republik Indonesia di dalam
menghadapi
serangan pasukan Belanda dan Sekutu maupun menumpas pemberontakan
Partai Komunis Indonesia (PKI) di wilayah Madiun dan Magetan. Oleh karena itu sebagai
ilmu, sejarah adalah rekonstruksi kejadian (kisah) yang dibuat dari peristiwa
masa lalu sehingga melahirkan teori, norma-norma, metode / sistem yang mengolah
peristiwa dan kejadian yang penting agar berdaya guna.
Semoga
dengan tersusunnya buku sejarah terbentuknya satuan Kodim 0804 ini dapat
bermanfaat sebagai ilmu pengetahuan bagi seluruh personel dalam menyikapi
setiap tantangan tugas dan tanggung jawab dimasa yang akan datang.
Akhirnya
dengan adanya tulisan-tulisan yang dimuat dalam buku sejarah ini dapat menambah
wawasan bagi kita semua.
Wassalamu’
alaikum Wr…..Wb …….
Komandan
Kodim 0804
Letnan
Kolonel Arm Heri bayu Widiatmoko
Kata
Pengantar
Komando
Distrik Militer (Kodim) adalah satuan Komando pelaksana bersifat kewilayahan
yang berkedudukan langsung dibawah Komando Resor Militer (Korem) dengan tugas
pokok menyelenggarakan pembinaan Teritorial untuk menyiapkan wilayah pertahanan
di Darat dan menjaga keamanan wilayahnya. Sebagai pembina Teritorial, Kodim
0804 mempunyai fungsi untuk menyelenggarakan pembinaan kemampuan Teritorial
yang meliputi Pembinaan Perlawanan wilayah, Pembinaan Komunikasi sosial dan
Pembinaan Bhakti TNI dengan tugas antara lain :
1. Membantu
Pemerintah Kabupaten dalam menyiapkan secara dini potensi Nasional menjadi
kekuatan pertahanan aspek Darat.
2. Membantu
Pemerintah Kabupaten dalam memberdayakan komponen pendukung dan
menyelenggarakan pelatihan dasar Militer secara wajib bagi warga Negara sesuai
peraturan perundang-undangan.
3. Membantu
tugasPemerintah Kabupaten untuk memberikan bantuan kemanusiaan, menanggulangi
akibat bencana alam, pengungsian, rehabilitasi infrastruktur dan lain-lain.
4.
Membangun, memelihara, meningkatkan dan memantapkan kemanunggalan TNI dan
rakyat.
Diterapkannya
Binter sebagai fungsi utama semoga dapat menggali arti dan makna bagi satuan
Komando kewilayahan dengan fungsi :
1. Binter
sebagai sistim pembinaan TNI AD untuk menumbuhkan sikap teritorial pada diri
setiap prajurit.
2. Binter
sebagai perangkat sistem pertahanan Negara untuk pembinaan potensi sumberdaya
Nasional dalam rangka mewujudkan Ruang, Alat dan Kondisi juang yang tangguh.
3. Binter
sebagai perangkat sistem pertahanan Nasional yang diarahkan untuk turut
mensukseskan program pembangunan Nasional yang berarti meningkatkan Ketahanan
Nasional di bidang IPOLEKSOSBUD khususnya Hankam.
Dengan
terselenggaranya pola Binter yang diterapkan di jajaran wilayahnya dan terkait
dengan latar belakang Sejarah Perjuangan bangsa Indonesia, diharapkan dapat
menumbuhkan unsur Bela Negara dan kecintaan Rakyat kepada TNI.
Magetan,
Januari 2017
Pendahuluan
1. Umum
a. Generasi
sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945 telah memberikan kontribusi cukup besar dan
dapat diartikan sebagai peletakan dasar-dasar untuk membangun bangsa Indonesia
termasuk di dalamnya membangun karakter bangsa Indonesia. Nilai-nilai dasar
tersebut diigali dari sumber budaya dan sejarah perjuangan bangsa Indonesia
mulai dari perjuangan bangsa Indonesia melawan system Penjajah, dalam rangka
mewujudkan cita cita menuju Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai
dengan perjuangan mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Indonesia.
b. TNI-AD
yang lahir dari kancah perjuangan bersenjata bangsa Indonesia telah memberikan
kontribusi sesuai kemampuan, kompetensi dan profesinya dalam perjuangan bangsa
Indonesia untuk merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan serta dalam
rangka menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. TNI-AD berjuang bersama
rakyat Indonesia dengan jiwa dan semangat patriotisme yang tinggi, tidak
mengenal menyerah, rela berkorban serta semangat persatuan dan kesatuan guna
mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan menjaga
kelestarian NKRI.
c. Dari
latar belakang Sejarah itulah cikal bakal TNI begitu besar perannya dalam
merebut, mempertahankan dan mengisi Kemerdekaan termasuk keberadaan Kodim 0804
Magetan yang dibentuk pada tahun 1948. Untuk mengetahui latar belakang
terbentuknya satuan Kodim 0804 Magetan maka disusun Sejarah Satuan dalam rangka
pelestarian Nilai nilai Kejuangan di lingkungan TNI AD khususnya wilayah Kodim
0804 Magetan.
2. Maksud
dan Tujuan
a. Maksud.
Untuk memberikan gambaran dan penjelasan tentang sejarah satuan terbentuknya
Kodim 0804
b. Tujuan.
Agar Komando Atas mengetahui sejarah satuan Kodim 0804 Magetan dalam rangka
melestarikan Nilai-nilai kejuangan dilingkungan TNI AD.
3. Dasar.
a. Surat
Telegram Pangdam V/Brawijaya Nomor ST/478/2010 tanggal 14 Mei 2010 tentang
Perintah menyusun dan menulis buku sejarah satuan, data Pahlawan, anggota yang
gugur dan cacat serta anggota yang dapat penghargaan Negara atas prestasinya.
b. Surat
Telegram Danrem 081/DSJ Nomor ST/229/2010 tanggal 10 Juni 2010 tentang Perintah
menyusun dan menulis buku sejarah satuan.
BAB II
4.
Keberadaan satuan-satuan di wilayah karesidenan Madiun
Untuk
memperjuangkan dan mempertahankan Kemerdekaan yang baru diperoleh, Bangsa
Indonesia segera membentuk organisasi bersenjata bernama BKR (Badan Keamanan
Rakyat) pada tanggal 22 Agustus 1945 yang beranggotakan bekas Heiho, Peta,
Seinendan, Pok Pemuda Rakyat, Buruh, Guru dan lain-lain.
Disamping
BKR juga lahirlah Badan-badan perjuangan lainnya serta organisasi massa seperti
Hisbullah, Pesindo, Korps Pelajar dan lain-lain di seluruh Indonesia dengan
tujuan yang sama, maka di Jawa Timur, di Kota-kota karesidenan, Kabupaten
terbentuklah BKR-BKR.
BKR di
wilayah Karesidenan Madiun dan Kediri terdiri dari :
a. BKR
Karesidenan Kediri dipimpin Sdr. Surachmad.
b. BKR
Kabupaten Kediri dipimpin Sdr.Tjipto Darsono.
c. BKR
Karesidenan Madiun dipimpin Sdr. Soemantri.
d. BKR
Kabupaten Madiun dipimpin Sdr.Moerman Slamet.
e. BKR
Kabupaten Ponorogo dipimpin Sdr. Soeprapto Sukowati.
f. BKR
Kabupaten Magetan dipimpin Sdr.Niti Hadi Sekar.
g. BKR
Kabupaten Ngawi dipimpin Sdr.Soetojo.
h. BKR
Kabupaten Trenggalek dipimpin Sdr. Harsono.
i. BKR
Kabupaten Tulungangung dipimpin Sdr.Koesnadi.
j. BKR
Kabupaten Blitar dipimpin Sdr.Soehoed.
k. BKR Kabupaten
Nganjuk dipimpin Sdr. Singgih.
l. BKR
Kabupaten Pacitan ikut Daerah Solo.
5. Cikal
Bakal Korem 081/DSJ
Insiden
pertempuran melawan Sekutu paska terbentuknya BKR semakin meluas dan terjadi
dimana-mana, karena itu semakin terasa perlunya tentara yang kuat dan sempurna
sebagai penjaga untuk melindungi cita-cita Nasional.
Maka dengan
Dekrit Presiden Republik Indonesia Nomor : X-1 tanggal 5 Oktober 1945
dibentuklah Tentara Indonesia dengan nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Pemberian nama tersebut sangat tepat, sebab di dalamnya terdapat
Prajurit-Prajurit dari segala lapisan masyarakat dan golongan yang menunjukan
bersatunya rakyat dalam membela Bangsa dan Negara.
Seperti
hal-hal didaerah lainnya, Daerah Madiun dan Kediri juga tersusun TKR divisi VI
yang berkedudukan di Kediri dan membawahi wilayah Kediri dan Madiun dibawah
pimpinan Jendral Mayor Soediro. Memasuki tahun 1946 perubahan nama Tentara
Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan
Rakyat (TKR)
dan untuk Panglima Divisi VI Jendral Mayor Soediro digantikan oleh Kolonel
Soesalit dari Cirebon.
Belum lagi
penyusunan Tentara Keamanan Rakyat ini selesai dengan sempurna, keluarlah
ketetapan Pemerintah Nomor : 4/S.D tahun 1946 tentang perubahan nama dari TKR
menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dan untuk Divisi VI dibawah pimpinan
Jendral Mayor Soengkono. Meskipun menghadapi banyak kesulitan, namun untuk
penyempurnakan organisasi Angkatan Perang tidak pernah berhenti, dan pada
tanggal 5 Maret 1947 guna mempersatukan laskar-laskar bersenjata di seluruh
Indonesia menjadi satu Komando, Pemerintah mengeluarkan penetapan dengan
merubah nama menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berlaku mulai
tanggal 3 Juli 1947.
Pada tahun
1948 dari laskar-laskar Pejuang gerilyawan diwilayah Madiun membentuk suatu
kesatuan satu diantaranya diwilayah Magetan terbentuklah Kesatuan Kodim Magetan
yang dipimpin :.
1. Kapten
Imam Hadi tahun 1948 s.d tahun 1948 Dandim ke I
2. Mayor
Subiyantoro tahun 1948 s.d tahun 1949 Dandim ke 2
3. Lettu Sudiyono
tahun 1949 s.d tahun 1950 Dandim ke 3
4. Lettu
Broto Sumini tahun 1950 s.d tahun 1951 Dandim ke 4
5 Lettu
Sujoto tahun 1951 s.d tahun 1953 Dandim ke 5
6. Kapten
Muhammad Sofa tahun 1953 s.d tahun 1956 Dandim ke 6
7. Lettu
Pudjo Santoso tahun 1956 s.d tahun 1958 Dandim ke 7
8. Lettu
Muhammad Basri tahun 1958 s.d tahun 1960 Dandim ke 8
9. Kapten
Abd Alim Mashadi tahun 1960 s.d tahun 1960 Dandim ke 9
10. Kapten
Saleh Hasan tahun 1960 s.d tahun 1962 Dandim ke 10
11. Kapten
Hardjo Soenarso tahun 1962 s.d tahun 1963 Dandim ke 11
12. Kapten
Alim Sudarsono tahun 1963 s.d tahun 1964 Dandim ke 12.
Selanjutnya
berdasarkan Surat Perintah Pangdam VIII/Brawijaya Nomor SP-429/3/1963 tanggal
23 Maret 1963, Komandan Resimen A (Letkol Soebandi) ditunjuk sebagai anggota
formatur dalam pembentukan Korem 081 Dam VIII/Brawijaya. Dalam penyusunan
organisasi ini Tim formatur banyak menemui hambatan / kesulitan terkait dengan
fasilitas yang diperlukan dan membutuhkan kebijakan serta pemikiran yang tepat
dan cepat, yang selanjutnya pada bulan April 1963 hasil formatur dilaporkan
kepada Pangdam VIII/Brawijaya.
Dengan dasar
Surat Keputusan Pangdam VIII/Brawijaya Nomor Kep-185/11/1963 tanggal 21
Nopember 1963 tentang penentuan waktu resmi berdirinya Korem-Korem dan
Brigif-Brigif organik Kodam VIII/Brawijaya.
Selanjutnya
Kesatuan Korem 081, Korem 082 dan Korem 083 diresmikan melalui upacara pada
tanggal 25 Nopember 1963 oleh Pangdam VIII/Brawijaya Mayjen Basuki Rahmad di
Kota Malang, sekaligus menetapkan Letkol W Soedjono sebagai Komandan Korem 081
serta pemberian nama Korem 081 dengan DHIROTSAHA JAYA yang berarti KEPAHLAWANAN
YANG JAYA.
Berdasarkan
Surat Keputusan Pangdam VIII/Brw Nomor : Kep. 152/10/1963 tanggal 16 Oktober
1963 Korem 081 mempunyai daerah kekuasaan Hukum meliputi Daerah Ex Karesidenan
Kediri dan Madiun, tidak termasuk daerah kekuasaan Angkatan Udara Pangkalan
Iswahyudi di Maospati, serta membawahi Kodim - kodim sebagai berikut :
a. Kodim
0801/Pacitan Komandan Letkol Soewarno.
b. Kodim
0802/Ponorogo Komandan Letkol Soewarjo.
c. Kodim
0803/Madiun Komandan Letkol Moedjali.
d. Kodim
0804/Magetan Komandan Letkol Moerdjono.
e. Kodim
0805/Ngawi Komandan Letkol Soemantri.
f. Kodim
0806/Trenggalek Komandan Mayor Paimin.
g. Kodim
0807/Tulungagung Komandan Letkol Soegoro.
h. Kodim
0808/Blitar Komandan Letkol Soedjono.
i. Kodim
0809/Kediri Komandan Letkol Moekadji.
j. Kodim
0810/Ngajuk Komandan Letkol Saleh Hasan.
6.
Terbentuknya Kodim 0804 / Magetan
Sejak
ditetapkannya organisasi TNI pada tanggal 5 Maret 1947 dalam sejarah
perkembangannya TNI diwilayah Madiun masih banyak mengalami gangguan / ujian
serta cobaan-cobaan yang sangat berat baik dari dalam maupun dari luar Negeri.
Dengan
adanya tantangan tersebut maka susunan organisasi TNI diwilayah Jawa dan Madura
yang semula terdiri atas 10 Divisi diperkecil menjadi 7 Divisi. Divisi
V/Ronggolawe yang berkedudukan di Mantingan mempunyai 4 Resimen dengan Panglima
Jendral Mayor Djati Kusumo, dan salah satu Resimen berkedudukan di Madiun
dengan nama Resimen 31 di bawah pimpinan Letnan Kolonel Soemantri dan mempunyai
Batalyon-Batalyon sebagai berikut :
a. Batalyon
I di Madiun dipimpin Mayor Roekminto
b. Batalyon
II di Ngawi dipimpin Mayor Basoeki Rachmad
c. Batalyon
III di Ponorogo dipimpin Mayor Soeprapto Sukowati
d. Batalyon
IV di Maospati dipimpin Mayor Soetojo
e. Batalyon
Depot di Magetan dipimpin Kapten Soebirin
Belum lagi
situasi reda menghadapi serangan pendadakan dari Belanda yang dibantu Sekutu,
pada tanggal 18 September 1948 terjadi kudeta yang dilaksanakan oleh Fron Demokrasi
Rakyat (PKI) di wilayah Madiun. Kudeta ini segera diikuti oleh PKI - PKI di
seluruh daerah Karesidenan Madiun bahkan di daerah lainpun hampir meletus dan
terjadi pemberontakan. Melihat situasi yang demikian genting maka Pemerintah
Pusat segera mengangkat Kolonel Soengkono sebagai Gubernur Militer Jawa Timur
dengan tugas menumpas dan merebut kembali Kota Madiun dari tangan PKI dan
mengamankan wilayah Jawa Timur secara keseluruhan. Pada tanggal 30 September
1948 jam 16.30 Kota Madiun dapat direbut kembali serta dilanjutkan dengan
pengejaran dan pembersihan terhadap sisa-sisa anggota PKI, dan pada bulan
Oktober 1948 pemimpin besar PKI ”Sdr Moeso” terbunuh di Desa Kanten Kabupaten
Ponorogo.
Sewaktu
pemberontakan Madiun meletus tahun 1948, di Kediri terbentuklah Komando Militer
Daerah atas penetapan Gubernur Militer Jawa Timur, dan sebelumnya disetiap
Kabupaten telah ada / berdiri kesatuan Komando Distrik Militer (KDM) yang
termasuk didalamnya Kodim Magetan dipimpin oleh Kapten Imam Hadi yang
berkedudukan di Desa Ngunut Kecamatan Parang Kabupaten Magetan.
BAB III
Perkembangan
Satuan
7. Unsur
Pimpinan
Pembentukan
Kodim Magetan (KDM) tahun 1948 dengan harapan dan tujuan untuk mengacaukan
serta menghambat masuknya pasukan Belanda / Sekutu dari Jawa Tengah melalui
Cemoro Sewu dan Sarangan yang akan menyerang Kabupaten Madiun karena daerah ini
dianggap berdekatan dengan daerah Gubernur Militer yang dinilai oleh Belanda
sebagai Komando Taktis Gubernur Militer II.
Pada tanggal
29 Desember 1948 lapangan terbang Maospati di Bom oleh 4 pesawat terbang
Belanda, dan dengan adanya serangan dadakan tersebut pasukan yang berada di
wilayah Magetan, Ngawi dan Madiun berusaha mengadakan serangan balasan.
Berbagai taktik dan strategi yang dikenal dengan gerilya S.S (Soeprapto
Sukowati) diterapkan ditiap-tiap Kabupaten yang merupakan pertahanan
Teritorial, hingga perlawanan dan pertempuran berakhir di perundingan melalui
konfrensi Meja Bundar.
Dalam
menghadapi perintah penghentian tembak-menembak, pasukan kita dikonsolidasikan
ditepi-tepi Kota untuk kemudian mengambil alih daerah yang ditinggalkan
Belanda.
Dislokasi
penempatan pasukan sebagai berikut :
a.
Diperbatasan Kota Madiun ditempatkan Batalyon 40.
b.
Diperbatasan Kota Magetan ditempatkan Batalyon 37 yang didatangkan dari Blitar.
c.
Diperbatasan Kota Ponorogo ditempatkan Batalyon Sikatan.
Selanjutnya
pada tahun 1949 Markas Kodim berpindah dari desa Ngunut Kecamatan Parang ke
Kecamatan / Kabupaten Magetan menempati rumah Sdr. Oschar (Warga Negara
Indonesia keturunan RRC) yang telah ditinggalkan dan dikosongkan oleh pihak
Belanda sampai dengan sekarang.
Daftar urut
pejabat Komandan Kodim 0804 sebagai berikut :
1. Kapten
Imam Hadi tahun 1948 s.d tahun 1948 Dandim ke I
2. Mayor
Subiyantoro tahun 1948 s.d tahun 1949 Dandim ke 2
3. Lettu
Sudiyono tahun 1949 s.d tahun 1950 Dandim ke 3
4. Lettu
Broto Sumini tahun 1950 s.d tahun 1951 Dandim ke 4
5. Lettu
Sujoto tahun 1951 s.d tahun 1953 Dandim ke 5
6. Kapten
Muhammad Sofa tahun 1953 s.d tahun 1956 Dandim ke 6
7. Lettu
Pudjo Santoso tahun 1956 s.d tahun 1958 Dandim ke 7
8. Lettu
Muhammad Basri tahun 1958 s.d tahun 1960 Dandim ke 8
9. Kapten
Abd Alim Mashadi tahun 1960 s.d tahun 1960 Dandim ke 9
10. Kapten
Saleh Hasan tahun 1960 s.d tahun 1962 Dandim ke 10
11. Kapten
Hardjo Soenarso tahun 1962 s.d tahun 1963 Dandim ke 11
12. Kapten
Alim Sudarsono tahun 1963 s.d tahun 1964 Dandim ke 12.
13. Letkol
Moerdjono tahun 1964 s.d tahun 1966 Dandim ke 13.
14. Letkol
Inf Slamet S.Sutaryo tahun 1966 s.d tahun 1969 Dandim ke14
15. Letkol
Inf Paimin NRP 10567 tahun 1969 s.d tahun 1972 Dandim ke15
16. Letkol
Inf Moch Arifin NRP 16185 tahun 1972 s.d tahun 1974 Dandim ke 16.
17. Letkol
Inf Panudju NRP 264451 tahun 1974 s.d tahun 1978 Dandim ke 17.
18. Letkol
Inf Suwadji NRP 123052 tahun 1978 s.d tahun 1979 Dandim ke 18.
19. Letkol
Inf J. Sukono NRP 19780 tahun 1979 s.d tahun 1982 Dandim ke 19.
20. Letkol
Inf J.A. Kaligis NRP 19681 tahun 1982 s.d tahun 1984 Dandim ke 20.
21. Letkol
Inf Dunidja NRP 21247 tahun 1984 s.d tahun 1986 Dandim ke 21.
22. Letkol
Inf Binsar Arwan NRP 22280 tahun 1986 s.d tahun 1988 Dandim ke 22.
23 Letkol
Inf Yos Rizal NRP 22333 tahun 1988 s.d tahun 1990 Dandim ke 23.
24 Letkol
Inf Giyono Sutomo NRP 23316 tahun 1990 s.d tahun 1991 Dandim ke 24.
25. Letkol
Inf Maiza Amin NRP 23458 tahun 1991 s.d tahun 1992 Dandim ke 25.
26. Letkol
Inf Urip Santoso NRP 25244 tahun 1992 s.d tahun 1996 Dandim ke 26.
27. Letkol
Inf Munadi NRP 478059 tahun 1996 s.d tahun 1998 Dandim ke 27
28. Letkol
Inf M. Nababan NRP 29380 tahun 1998 s.d tahun 1999 Dandim ke 28.
29. Letkol
Inf Moch Hafis NRP 29500 tahun 1999 s.d tahun 2002 Dandim ke 29.
30. Letkol
Czi D. Agus. R NRP 30574 tahun 2002 s.d tahun 2003 Dandim ke 30.
31. Letkol
Inf H. Dul Rahman NRP 401461 tahun 2003 s.d tahun 2005 Dandim ke 31.
32. Letkol
Art I Ketut Sumerta NRP 30901 tahun 2005 s.d tahun 2008 Dandim ke 32.
33. Letkol
Inf FX. Giyono NRP 32261 tahun 2008 s.d 2010 Dandim ke 33.
34. Letkol
Inf Rusmili, S.IP NRP 1910027321067 tahun 2010 s.d 2011 Dandim ke 34.
35. Letkol
Kav Sugiono, S.IP NRP 1920037051270 tahun 2011 s.d 2012 Dandim ke 35
36. Letkol
Inf Soelistyo Bawono NRP 11940027290573 tahun 2012 s.d 2015 Dandim ke 36 36.Letkol Inf Herwin Rizayan Iszal SIP 2015 sd 2016 dandim ke 37
37 Letkol Arm Heri bayu Widiatmoko 2016 sd sekarang
37 Letkol Arm Heri bayu Widiatmoko 2016 sd sekarang
8.
Organisasi Kodim 0804
Berdasarkan
Peraturan Kasad Nomor Perkasad/18/IV/2008 tanggal 8 April 2008 tentang
Organisasi dan tugas Kodim, Kodim 0804 tahun 2009/2010 disusun dalam 4 eselon
dan jabatan berdasarkan struktur organisasi sebagai berikut :
a. Eselon
Pimpinan.
Komandan
Kodim (Dandim)
dijabat oleh
Letkol Arm Heri bayu Widiatmoko.
b. Eselon
Pembantu Pimpinan
1) Kepala
Staf Kodim (Kasdim)
dijabat oleh
Mayor Inf Sunarto
2) Perwira
Seksi Intelijen (Pasi Intel)
dijabat oleh
Kapten Inf Kiswanto SE
3) Perwira
Seksi Operasi ( Pasi Ops)
dijabat oleh
Kapten Inf Arif Wibowo
4) Perwira
Seksi Administrasi (Pasimin)
dijabat oleh
Kapten Caj Jemani
5) Perwira
Seksi Teritorial (Pasi Ter)
dijabat oleh
Kapten Inf Suparlan
c. Eselon
pelayanan
Kepala
kelompok Tata Usaha dan Urusan Dalam (Kapok Tuud) dijabat oleh Pelda Suparna
d. Eselon
Pelaksana
1) Komandan
Koramil (Danramil)
a) Danramil
0804/01 dijabat oleh Kapten Inf Suwarno
b) Danramil
0804/02 dijabat oleh WALUYO UTOMO
c) Danramil
0804/03 dijabat oleh Kapten Inf KISWANTO SE
d) Danramil
0804/04 dijabat oleh Kapten Inf Sugeng Hariyono NRP 544901
e) Danramil
0804/05 dijabat oleh Kapten Inf Kuncoro Subekti NRP 548929
Danramil
0804/06 dijabat oleh Kapten Inf Priyono
g) Danramil
0804/07 dijabat oleh Kapten Inf SUPARLAN
h) Danramil
0804/08 dijabat oleh Kapten Inf ARIF W
i) Danramil
0804/09 dijabat oleh Kapten Inf SUPRIANTO
j) Danramil
0804/10 dijabat oleh Kapten Inf SUGIRI
k) Danramil
0804/11 dijabat oleh Kapten Inf Sarpan
l) Danramil
0804/12 dijabat oleh Kapten Arm Sukardi
m) Danramil
0804/13 dijabat oleh Kapten Inf Efendi Santoso
2) Komandan
Unit Intel Kodim (Dan Unit Intel Dim)
Dijabat oleh
LETDA INF SLAMET
9.
Pengembangan dan penempatan Pos penghubung Ramil
Guna
menghadapi agresi ke II pasukan Belanda, ditiap-tiap desa terbentuk satu Regu
Pagar Desa (Pasukan Gerilya) dengan seorang Kader sebagai pimpinannya dan
beranggotakan pemuda–pemuda desa. Adapun Pagar Desa bertugas secara langsung
membantu Pasukan Mobil terutama didalam penyelidikan terhadap musuh dan sebagai
penunjuk jalan.
Sesudah 2
s/d 3 bulan dari permulaan agresi ke II barulah ditiap-tiap Kecamatan dibentuk
Komando Onder Distrik Militer ( KODM / Koramil ). Didalam pembentukan
KODM/Koramil ini sangatlah terasa kekurangan tenaga-tenaga dari Angkatan
Perang, sehingga dibeberapa Kecamatan terdapat Asinten Wedono / Camat yang
diangkat sebagai Komandan KODM dengan diberi pangkat Tituler. KODM inilah yang
memegang pimpinan Pemerintahan Militer terendah dan memimpin rakyat untuk
melaksanakan pertahanan serta bertugas menjalankan peraturan – peraturan
melalui Camat kepada Kepala Desa yang diteruskan kepada masyarakat yang
merupakan sendi dan tulang punggung perjuangan karena jelas dan terbukti bahwa
pertahanan total kita didasarkan pada segala kekuatan yang ada pada rakyat.
Dari
perkembangan perjuangan dan kemajuan pembangunan, keberadaan satuan-satuan
Koramil di wilayah Magetan hingga tahun 1999 terdapat 13 Koramil terdiri dari :
a. Koramil
0804/01 Magetan terdapat 9 Kelurahan dan 17 Desa.
b. Koramil
0804/02 Plaosan terdapat 2 Kelurahan dan 23 Desa.
c. Koramil
0804/03 Panekan terdapat 1 Kelurahan dan 16 Desa.
d. Koramil
0804/04 Parang terdapat 1 Kelurahan dan 12 Desa.
e. Koramil
0804/05 Poncol terdapat 1 Kelurahan dan 7 Desa.
f. Koramil
0804/06 Maospati terdapat 3 Kelurahan dan 12 Desa.
g. Koramil
0804/07 Karangrejo terdapat 2 Kelurahan dan 22 Desa.
h. Koramil
0804/08 Barat terdapat 2 Kelurahan dan 24 Desa.
i. Koramil
0804/09 Sukomoro terdapat 1 Kelurahan dan 13 Desa.
j. Koramil
0804/10 Kawedanan terdapat 3 Kelurahan dan 17 Desa.
k. Koramil
0804/11 Takeran terdapat 1 Kelurahan dan 20 Desa.
l. Koramil
0804/12 Lembehan terdapat 1 Kelurahan dan 9 Desa.
m. Koramil
0804/13 Bendo terdapat 1 Kelurahan dan 15 Desa.
Pada tahun 2000
di Kecamatan Barat dilaksanakan pengembangan Kecamatan yaitu Kecamatan
Kartoharjo, tahun 2001 di Kecamatan Karangrejo dilaksanakan pengembangan
Kecamatan Karas, tahun 2002 di Kecamatan Magetan dilaksanakan pengembangan
Kecamatan Ngariboyo, tahun 2005 di Kecamatan Takeran dilaksanakan pengembangan
Kecamatan Nguntoronadi dan tahun 2007 di Kecamatan Plaosan dilaksanakan
pengembangan Kecamatan Sidorejo. Dengan adanya pemekaran Kecamatan di wilayah
Kabupaten Magetan secara tidak langsung mempengaruhi keberadaan Koramil untuk
menyesuaikan dan menempatkan pos penghubung.
10.
Pembinaan Korsa (Esprit De Corps)
Bela Negara
merupakan kewajiban dasar manusia yang tidak dibawa sejak lahir, maka ia harus
ditumbuh kembangkan penerapannya sejak dini agar sebagai warga Negara memiliki
kesadaran terhadap tanggung jawabnya untuk melindungi segenap Bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan serta secara berdaulat ikut serta dalam mewujudkan ketertiban dunia.
Dalam menyikapi
sejarah perjuangan bangsa, sebagai seorang prajurit TNI dan generasi penerus
bangsa harus mampu melestarikan nilai-nilai kejuangan dari para Pahlawan kusuma
bangsa. Penerapan kecintaan kepada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara
Indonesia, kerelaan berkorban untuk bangsa dan Negara harus selalu diterapkan
pada diri seorang Prajurit.
Personel
Kodim 0804 (TNI dan PNS) selalu aktif dalam melaksanakan setiap program dan
tetap berpegang teguh dengan berlandaskan pada Sumpah Prajurit, Sapta Marga, 8
Wajib TNI maupun Panca Prasetya Korpri serta senantiasa aktif dalam mengikuti
setiap pengarahan / penyuluhan dibidang Hukum, Tata Tertib dan Disiplin serta
pembinaan mental baik dari Komandan Satuan maupun dari Komando atas.
BAB IV
Pengabdian
11. Pengabdian
Satuan
Pembinaan
Teritorial merupakan bagian dari tugas TNI AD dalam upaya membantu Pemerintah
menyiapkan potensi Nasional menjadi kekuatan pertahanan yang meliputi wilayah
pertahanan darat beserta kekuatan pendukung dalam rangka membangun kesadaran
pertahanan guna kepentingan pertahanan Negara sesuai dengan Sistem Pertahanan
Semesta.
Komando
Distrik Militer (Kodim) adalah Komando pelaksana, bersifat kewilayahan dengan
tugas pokok menyelenggarakan pembinaan Teritorial untuk menyiapkan wilayah
pertahanan di Darat dan menjaga keamanan wilayahnya dalam rangka mendukung
tugas pokok Kodam / Korem. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut diatas,
Kodim menyelenggarakan tugas-tugas sebagai berikut :
a.
Pertempuran.
1) Pembinaan
ruang pertempuran, menyusun dan menyiapkan ruang untuk digunakan dalam
penyelenggaraan pertempuran di Darat dalam rangka Operasi Militer untuk Perang
(OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP)
2) Pembinaan
daya tempur guna mendukung tugas pokok Kodam/Korem.
3)
Mewujudkan kesiapan kekuatan pendukung dan tersedianya komponen cadangan dalam
rangka penyelenggaraan OMP dan OMSP.
b. Pembinaan
Teritorial yang meliputi penyelenggaraan Pembinaan kemampuan Teritorial,
Pembinaan perlawanan wilayah, Pembinaan Komunikasi Sosial dan Pembinaan Bhakti
TNI.
c.
Melaksanakan fungsi organik Militer dan fungsi organik Pembinaan di bidang
Intelijen, Operasi, Personel dan Logistik dan Teritorial mulai dari
perencanaan, pengawasan dan pemeriksaan pada setiap kegiatan dalam rangka
mendukung tugas pokok Kodim.
Operasi
Penugasan dalam Negeri yang pernah dan dilaksanakan oleh satuan Kodim 0804
sebagai berikut :
a. Operasi
penumpasan PKI tahun 1948
b. Operasi
penumpasan G.30.S/PKI tahun 1965
c. Penugasan
Operasi Timor-Timur tahun 1991 s.d 1995
d. Penugasan
Operasi di Ambon/Maluku tahun 2002 s.d 2003
e.
Pengamanan Pemilu tahun 1987 s.d 2004
f. Penugasan
Operasi Aceh tahun 2005
g. BP Yonif
516 pada Operasi di Papua tahun 2007
h.
Melaksanakan kegiatan Ops Bhakti TNI / TMMD berdasarkan program dari Komando
Atas
BAB V
Penutup.
Dalam
melaksanakan fungsi pembinaan Teritorial tidak terlepas dari sejarah perjuangan
Bangsa dimana keberhasilan perjuangan dalam memperoleh kemerdekaan tidak
terlepas dari dukungan rakyat dan Bangsa Indonesia, oleh karena itu satuan
Kodim harus senantiasa berusaha dan berupaya meningkatkan hasil guna dan daya
guna untuk pencapaian tujuan dalam memanfaatkan SDA, SDB serta memperkokoh
kemanunggalan TNI dan rakyat untuk mempersiapkan aspek pertahanan darat.
Hakekat
pembinaan Teritorial merupakan suatu proses mulai dari pemberian bimbingan,
pengaturan, pengendalian dan pengawasan terhadap seluruh rangkaian kegiatan
satuan dalam mengisi dan meneruskan cita-cita perjuangan bangsa. Oleh karena
itu dengan tersusunnya sejarah satuan Kodim 0804 diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bagi seluruh personel dalam mendukung pelaksanaan
tugas.
Semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan Rahmat dan selalu melindungi kita semua
dalam meneruskan pengabdian kepada bangsa dan Negara yang kita cintai.
Magetan, Nop 2017
Komandan
Kodim 0804
Letnan
Kolonel Arm Heri Bayu Widiatmoko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar