Panekan – Makna Maulid Nabi yang kita peringati setiap tanggal
kelahiran Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Rabiul Awwal bukan hanya sebuah seremonial belaka, akan
tetapi ini merupakan momen spiritual
untuk mejadikan Beliau sebagai figur tunggal yang mengisi pikiran, hati dan
pandangan hidup kita sehari-hari. Untuk memupuk keimanan dan ketaqwaan warga
dilinkungan Rt. 07 Rw. 01 Kelurahan Panekan, diselenggarakan pengajian umum
dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, dengan peceramah KH.
Nurhadi (Mbah Bolong) dari
Jombang. Senin (15/01/2018)
Pengajian tersebut dihadiri oleh Camat panekan Djuri S. sos,
Danramil di wakili oleh bati Tuud Pelda Purnomo, Kapolsek Panekan AKP
Sukarno, Babinsa serma Sukarno, Babin kamtibmas Aiptu Nanang S. Kepala
Kelurahan Panekan Bpk Supeno dan diikuti
oleh sekitar 250 jemaah.
KH Nurhadi
atau lebih dikenal dengan Mbah Bolong dalam tausiahnya mengajak kepada kita semua
untuk memahami hikmah yang terkandung dalam peringatan maulid Nabi Muhammad
SAW, sebagai
ungkapan kegembiraan dan kesenangan dengan beliau. Bahkan orang kafir saja
mendapatkan manfaat dengan kegembiraan itu (Ketika Tsuwaibah, budak perempuan
Abu Lahab, paman Nabi, menyampaikan berita gembira tentang kelahiran sang
Cahaya Alam Semesta itu, Abu Lahab pun memerdekakannya. Sebagai tanda suka
cita. Dan karena kegembiraannya, kelak di alam baqa’ siksa atas dirinya
diringankan setiap hari Senin tiba).
Meneguhkan kembali kecintaan kepada Rasulullah SAW. Bagi seorang mukmin,
kecintaan terhadap Rasulullah SAW. adalah sebuah keniscayaan, sebagai
konsekuensi dari keimanan. Kecintaan pada utusan Allah ini harus berada di atas
segalanya, melebihi kecintaan pada anak dan isteri, kecintaan terhadap harta,
kedudukannya, bahkan kecintaannya terhadap dirinya sendiri.
Meneladani perilaku dan perbuatan mulia Rasulullah SAW. dalam setiap gerak
kehidupan kita, Kita tanamkan keteladanan Rasul ini dalam keseharian kita,
mulai hal terkecil, hingga paling besar, mulai kehidupan duniawi, hingga urusan
akhirat. Tanamkan pula keteladanan terhadap Rasul ini pada putra-putri kita,
melalui kisah-kisah sebelum tidur misalnya. Sehingga mereka tidak menjadi
pemuja dan pengidola figur publik berakhlak rusak yang mereka tonton melalui
acara televisi.
Menurut fatwa seorang Ulama besar : Asy-Syekh Al Hafidz As-Suyuthi
menerangkan bahwa mengadakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, dengan
cara mengumpulkan banyak orang, dan dibacakan ayat-ayat al-Quran dan
diterangkan (diuraikan) sejarah kehidupan dan perjuangan Nabi sejak kelahiran
hingga wafatnya, dan diadakan pula sedekah berupa makanan dan hidangan lainnya
adalah merupakan perbuatan Bid’ah hasanah (bid’ah yang baik), dan akan
mendapatkan pahala bagi orang yang mengadakannya dan yang menghadirinya, sebab
terdapat rincian beberapa ibadah yang dituntut oleh stara’ serta sebagai wujud
kegembiraan, kecintaan atau mahabbah kapada Rosullullah saw.
Melihat besarnya pahala tersebut maka banyaklah
kaum muslimn muslimat yang selalu melahirkan rasa cintanya kepada Nabi dan
mengagungkan hari kelahiran Nabi dengan cara-cara yang terpuji seperti pada
tiap-tiap malam Senin atau malam Jum’at mengadakan jama’ah membaca kitab Al-
Barzanji, sholawat maulud, dan ada pula yang menyediakan tabungan yang berwujud
uang hasil tanaman atau sebagian gajinya untuk kepentingan memperingati
kelahiran Nabi Muhammad SAW. (R03)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar